Selasa, 26 Oktober 2010

Mengenal Jenis-Jenis Pengikut (Follower)

(Oleh : Agoes G. Rahyuda, SE , MT)
Pemimpin dan Pengikut
Pemimpin (leader) dan pengikut (follower) merupakan dua unsur penting yang harus ada pada setiap organisasi. Anggota organisasi tidak akan mampu mencapai tujuan organisasi tanpa mempunyai pemimpin. Sebaliknya, pemimpin tanpa pengikut juga tidak akan mampu menggerakkan roda organisasi secara optimal.

Pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap orang lain untuk melakukan sesuatu yang ia inginkan. Secara umum, terdapat dua jenis pemimpin, yaitu (1) pemimpin formal, yaitu pemimpin yang memiliki struktur resmi dalam organisasi dan tentu memiliki pengikut (eg. manajer); dan (2) pemimpin informal, yaitu pemimpin yang tidak memiliki struktur resmi dalam organisasi namun mampu memberikan pengaruh besar bagi anggota organisasi, dan bahkan mampu mempengaruhi jalannya organisasi.

Sejauh ini praktisi telah banyak membicarakan tentang konsep pemimpin, kepemimpinan, dan mengeksplorasi berbagai jenis kepemimpinan maupun pemimpin yang efektif bagi organisasi (eg. transformasional, transaksional, karismatik). Namun sangat sedikit yang membicarakan atau memberikan perhatian pada aspek karakteristik-karakteristik pengikut yang harus diketahui oleh si pemimpin.

Membicarakan konsep pengikut (followership) merupakan hal yang penting karena pemimpin akan mampu mengidentifikasi dan memahami karakteristik-karakteristik para pengikutnya secara jelas, mengembangkan cara yang efektif untuk mengoptimalisasi pengikutnya, dan mampu mensinkronisasi antara karakteristik pengikut dan bagaimana cara si pemimpin mencapai tujuannya. Tentu saja, khususnya dalam situasi informal, terkadang sangat sulit mengidentifikasi siapa pemimpin dan siapa pengikut, sehingga penilaian akhir terletak pada konsensus yang dibuat oleh masing-masing anggota organisasi.

Artikel ini mencoba menjelaskan tipe-tipe pengikut yang harus diketahui oleh seorang pemimpin dalam organisasi. Artikel ini mengembangkan pendekatan yang diajukan oleh Barbara Kellerman pada tahun 2008, dimana ia mengembangkan sebuah kontinuum yang terdiri dari lima titik untuk menggambarkan karakteristik pengikut, lima titik tersebut yaitu: isolates, bystanders, participants, activists, dan diehards.
Melalui artikel ini, para pemimpin dan pengikut diharapkan mampu mendapatkan manfaat. Manfaat bagi pemimpin adalah memberikan pemahaman mengenai karakteristik-karakteristik pengikut. Sedangkan manfaat bagi pengikut, baik formal (eg. pegawai dalam suatu organisasi) maupun informal (eg. secara sukarela mengikuti seorang pemimpin informal) adalah diharapkan mampu memetakan dirinya dalam organisasi, dan mengembangkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan visi dan misi pemimpinnya.

5 Karakteristik Pengikut

Pengikut berkarakter isolatif (Isolates)

 Pengikut isolatif terletak pada kontinuum paling kiri pada model Kellerman. Karakteristik pengikut isolatif adalah tidak mengetahui sama sekali tentang apa yang sedang terjadi dalam organisasi, tidak memperdulikan tentang siapa yang sedang memimpin mereka, dan memberikan respon yang acuh terhadap pemimpinnya. Selain itu mereka hanya terfokus pada apa yang menjadi deskripsi kerja mereka (job description) namun dengan antusiasme yang rendah, tanpa perduli mengenai mampu tidaknya rekan sekerja mereka mengerjakan hal yang sama, atau tanpa perduli apakah hasil produksinya sesuai harapan atau tidak.

Pada organisasi besar, yang terdiri dari banyak departemen maupun divisi, tipe pengikut seperti ini sangat gampang menghilang dari pusat perhatian. Biasanya seorang pemimpin (khususnya pemimpin formal) sangat susah untuk mendeteksi keberadaannya. Implikasi positif dari pengikut isolates adalah para pemimpin akan merasa nyaman dengan dukungan mereka karena mereka berpihak pada kondisi status quo (ie. mendukung siapa saja yang diposisikan sebagai pemimpin). Implikasi negatif dari keberadaan pengikut berkarakter seperti ini adalah pasifnya dukungan yang didapatkan pemimpin, menurunnya semangat kerja anggota organisasi lainnya, maupun tertahannya laju peningkatan kinerja organisasi.

Pengikut berkarakter penonton (Bystanders)
Pengikut seperti ini berkarakteristik freerider (ie. menikmati situasi tanpa ikut berpartisipasi), sengaja berdiri diluar ruang lingkup kejadian, dan tidak termotivasi untuk ikut campur pada kondisi yang terjadi dalam organisasi. Pengikut dengan tipe ini juga mendukung adanya status quo. Namun tidak seperti pengikut isolates, bystanders sangat waspada atau menyadari situasi yang sedang terjadi, mengamati dan mengobservasi tanpa ikut berpartisipasi didalamnya. Mereka menolak untuk ikut masuk dalam sebuah situasi, dan hanya melakukan apa yang dianggap kewajiban dan menuntut apa yang menjadi hak.

Pengikut yang berkarakteristik bystanders, sama seperti isolates, berusaha bergerak dibawah radar pemantauan (khususnya di organisasi-organisasi besar) dan jarang mau muncul ke permukaan, sehingga sulit untuk dideteksi. Keuntungan yang diperoleh oleh pemimpin dari pengikut bystanders produktif adalah berjalannya strategi pemimpin oleh karena pengikut seperti ini biasanya mengikuti apapun yang diperintah oleh pemimpin. Namun dampak negatif dari tipe pengikut seperti ini adalah mereka dengan gampang mengecewakan pemimpin yang menginginkan komitmen pengikut untuk perduli dengan misi organisasi. Selain itu, mereka juga mampu menurunkan semangat kerja para koleganya oleh karena perilaku yang mereka tunjukkan. 

Pengikut berkarakter partisipan (Participants)
Pengikut ini merupakan tipe pengikut efektif. Posisi para pengikut ini terdiri dari dua jenis, yaitu mendukung secara penuh posisi si pemimpin berdasarkan kebijakan yang dibuat, atau memilih sikap oposisi terhadap si pemimpin. Namun tanpa memperhatikan kedua posisi tersebut, karakteristik dari pengikut partisipan adalah mengetahui dan perduli terhadap kondisi yang tengah berlangsung dalam organisasi, dan menginvestasi waktu atau tenaga yang mereka miliki dalam rangka memberikan efek terhadap situasi yang sedang berlangsung. Selain itu, mereka memiliki prinsip yang jelas antara mendukung atau tidak mendukung status quo, dimana kondisi ini tidak mampu dipenuhi oleh tipe pengikut isolates dan bystanders.

Apabila mereka berposisi sebagai pendukung, maka mereka akan mendukung dan membela apapun yang menjadi kebijakan para pemimpinnya, namun apabila mereka kontra terhadap status quo, mereka akan berusaha menolak apapun kebijakan pemimpin yang tidak sejalan dengan keinginannya. Dampak positifnya adalah pemimpin mendapatkan masukan-masukan yang berharga mengenai kebijakan yang dibuatnya. Implikasi negatifnya adalah terkadang posisi yang mereka pilih dapat menggiring pemimpin membuat kebijakan yang salah karena kuatnya tekanan yang mereka buat, baik tekanan dukungan maupun perlawanan, sehingga pemimpin harus mampu menguasai dengan baik bidang yang mereka pimpin sebelum membuat kebijakan.

Pengikut berkarakter aktivis (Activists)
Pengikut aktivitis merupakan pengikut yang enerjik, bersemangat dan mau turut serta pada situasi yang sedang terjadi di organisasi. Secara umum, mereka memiliki karakteristik yang sama dengan pengikut partisipan, namun mereka cenderung bergerak ekstra keras dalam mencapai tujuan oleh karena motivasi mereka yang begitu tinggi pada pemimpinnya. Tujuan mereka biasanya hanya satu yaitu untuk mengamankan pemimpin dan kebijakan mereka (pro pemimpin), atau, mendongkel seseorang dari kursi pimpinan secepat mungkin apabila mereka tidak menyukainya (kontra pemimpin). Dengan kata lain merekalah yang menggerakkan situasi.

Memiliki pengikut berkarakteristik aktivis yang pro dengan kebijakan pemimpin merupakan suatu keuntungan besar bagi seorang pemimpin karena pemimpin mampu mengamankan kebijakan-kebijakannya dari serangan pihak oposisi. Biasanya pengikut-pengikut berkarakter activists selalu berada di lingkar dalam si pemimpin, dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Komitmen mereka tergantung pada sejauh mana pemimpin mampu memberikan perhatian dan perlindungan bagi mereka dan keinginan mereka (baik berupa waktu dan energi).

Pengikut berkarakter “berani mati” (Diehards)

Pengikut bertipe diehards merupakan pengikut yang berkarakteristik paling loyal dan konsisten bagi si pemimpin. Mereka sangat dekat dengan pemimpinnya apabila mereka mendapatkan kepuasan, atau malah sebaliknya, sangat termotivasi untuk mendongkel pemimpinnya apabila tidak puas dengan gaya memimpin si pemimpin. Dedikasi mereka tidak hanya ditujukan kepada individu (dalam hal ini pemimpin), atau kebijakannya, namun juga sesuatu diluar hal-hal tersebut yang dirasa pantas dan dapat memberikan kesejahteraan bagi mereka, dan biasanya mereka “berani mati” untuk mempertahankan yang dibelanya.

Pengikut seperti ini sangat jarang ada di dalam organisasi, dan biasanya pengikut-pengikut bertipe diehards muncul pada saat organisasi dilanda situasi konflik, krisis, maupun situasi yang tidak seperti biasanya. Mereka dapat menjadi asset yang sangat berharga bagi si pemimpin karena loyalitas yang dimiliki, namun mereka juga dapat berbalik menjadi sangat berbahaya apabila si pemimpin tidak waspada dengan keinginannya.

Pahami Karakteristik Pengikut Anda
Pendekatan yang ditawarkan oleh Kellerman tersebut memberikan suatu pemahaman bagi pemimpin mengenai apa-apa saja tipe-tipe pengikut (follower) dalam organisasi. Berdasarkan beberapa penelitian, kontinuum sebelah kiri, yang terdiri dari karakteristik isolates dan bystanders, merupakan karakteristik yang kurang menguntungkan bagi pemimpin maupun organisasi, karena mereka tidak mau ambil bagian pada situasi yang sedang terjadi dalam organisasi. Sedangkan pada kontinuum sebelah kanan (ie. activists dan diehards) merupakan karakteristik yang paling menguntungkan bagi pemimpin karena mereka memiliki pengikut yang sangat loyal, namun pemimpin tetap harus berhati-hati dengan loyalitas ini karena mereka justru mampu menjadi bumerang bagi si pemimpin. Di tengah-tengah kontinuum terdapat pengikut participants yang memiliki loyalitas untuk berpartisipasi terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemimpin, dan secara aktif memberikan masukan bagi pemimpin apabila terdapat kejanggalan pada kebijakan yang dibuat.

Dengan tersedianya pemahaman-pemahaman mengenai karakteristik ini, para pemimpin (baik formal maupun informal) dapat mulai belajar untuk memahami karakteristik-karakteristik pengikutnya, dimana pentingnya memahami karakteristik ini telah dibahas pada permulaan artikel ini. Pemahaman-pemahaman ini juga dapat dipelajari oleh para pengikut dalam rangka mengkarakterisasi dirinya dalam organisasi, dan mampu mengidentifikasi kelemahan maupun kekuatan dari karakteristik mereka tersebut.

BERITA TERKINI

ARSIP POST