Kamis, 02 Februari 2012

Khama Bali Travel LEBIH FLEKSIBEL, LEBIH NYAMAN

5-7 Desember lalu, Fakultas MIPA FKIP PGRI Bali telah melaksanakan kegiatan studi banding ke Jakarta, Bogor dan Bandung. Acara yang memang rutin digelar setiap tahun ini diharapkan mampu memberikan peningkatan terhadap kualitas mahasiswa yang saat lulus nanti akan menjadi pengajar. Tentu kesan yang tersimpan dalam ingatan peserta tak hanya tentang objek yang dikunjungi,  pelayanan dari biro perjalanan (travel) yang menangani perjalanan tersebut menjadi sesuatu yang tak terpisahkan.

Dalam acara studi banding kali ini, IKIP PGRI mempercayakannya pada Khama Bali Travel. Meski hanya perjalanan selama 3 hari, tentu banyak kesan yang didapat selama perjalanan. Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi IKIP PGRI Bali, Drs. I Gusti Bagus Arthanegara , SH, MH, MPd., menceritakan meski studi banding kali ini ditangani oleh sebuah travel yang tergolong baru, akan tetapi ia merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan.

Fleksibilitas menjadi kesan tersendiri bagi Arthanegara. Jika biasanya travel sangat "saklek"dengan schedule yang ditetapkan, ternyata ini tidak terjadi bersama Khama Bali. Pihak travel cukup mengerti dan bisa memahami kondisi yang ada. Fleksibilitas itu membuat para peserta bisa melakukan perjalanan dengan nyaman tanpa harus dikejar-kejar. Dampaknya tentu bukan hanya pada kenyamanan peserta, tetapi juga hasil optimal yang bisa didapat para peserta.

"Fleksibilitas yang diberikan pihak travel membuat kami merasa sangat nyaman. Karena tidak dikejar-kejar  waktu, para peserta bisa fokus dalam mengikuti semua kegiatan. Dengan demikian mereka mendapatkan hasil yang optimal. Fleksibilitas memang menjadi bagian dari konsensus yang memang telah disepakati sebelum keberangkatan," ujarnya.

Dari sisi pelayanan, meski ada beberapa bagian yang harus ditingkatkan, ia merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan. Bahkan saat ada peserta yang sakit, pihak travel juga menanganinya. "Memang tidak mudah menangani 200 orang lebih, tetapi pelayanan yang diberikan cukup memuaskan. Dari sisi pembiayaan juga cukup rasional dan sesuai dengan kualitas pelayanan," puji Arthanegara.

Pendapat serupa disampaikan dekan FPMIPA IKIP PGRI Bali, Drs. I Wayan Suanda, SP, MSi. Antara harga yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Bahkan jika dibandingkan dengan travel yang menangani studi banding tahun-tahun sebelumnya, ia merasa ada peningkatan kualitas pelayanan. Bahkan saat jumlah peserta melebihi prediksi awal, travel tetap bisa memberikan pelayanan yang memuaskan.

"Awalnya kami memprediksi peserta yang ikut studi banding hanya 80%,  ternyata 100% peserta ikut dalam kegiatan kali ini. Dari sekian kali studi banding penanganan kali ini termasuk yang terbaik. Bahkan meskipun jumlah peserta melebihi prediksi, ternyata hal ini tak menurunkan pelayanan yang diberikan," ujarnya.

Suanda juga mengaku merasa nyaman bekerja sama dengan Khama Bali Travel, jika sebelumnya dalam setiap acara studi banding mereka selalu dikejar-kejar untuk menepati waktu yang telah dijadwalkan, kali ini tak terjadi. Pihak travel bisa memahami jika ternyata peserta berada di suatu objek sedikit lebih lama dari jadwal yang telah ditetapkan.

Yang paling berkesan dari perjalanan kali ini karena semua tiket masuk juga telah ditanggung pihak travel. Ini berbeda dengan apa yang terjadi sebelumnya dimana seringkali hanya mahasiswa yang mendapatkan tiket masuk objek, sementara dosen harus membeli tiket jika ingin turut masuk.

"Dulu pernah ada kejadian kami semua dibagikan tiket, tetapi begitu akan masuk justru tiket yang dipegang dosen diminta, mereka bilang tiket hanya untuk mahasiswa. Kami yang dimintai tiket tentu merasa malu. Kali ini semua mendapatkan tiket. Kalau harus mengantre, itu merupakan hal yang biasa. Kami sangat memakluminya karena memang sulit menangani orang dalam jumlah banyak," ungkapnya.

Pelayanan kesehatan juga menjadi catatan penting. Saat ada peserta yang jatuh sakit. Selain diobati dengan menggunakan obat-obatan yang memang telah disediakan di setiap bus, Khama Bali juga memiliki rujukan di tempat tujuan. Saat ada peserta sakit, mereka tidak sampai ditelantarkan dan langsung dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Hal ini juga menunjukkan pihak travel bertanggung jawab dan bisa menghormati kesepakatan yang telah dibuat di awal sebelum pelaksanaan studi banding. Bahkan sampai cenderamata dan dokumentasi berbentuk CD juga disediakan pihak travel. Dan dari 3 hari perjalanan baik Arthanegara maupun Suanda merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. (ayu)

Sumber : http://www.tabloidgalangkangin.com/

(Edisi 01/2012) 

BERITA TERKINI

ARSIP POST